Rabu, 23 Oktober 2013

Kisah Nabi Samuel AS


Samuel (Arab:صموئيل Shamu`ayl)atau Samwil dalam Islam dianggap sebagai salah satu nabi Bani Israel dan dikatakan bahwa Samuel adalah keturunan dari Yusuf. Ia pernah diminta oleh kaumnya untuk memilih seorang pemimpin dari kalangannya. Pada akhirnya terpilihlah Thalut yang memiliki profesi seorang petani. Namanya tidak disebutkan dalam Al-Qur'an, tetapi telah diwahyukan oleh Allah dalam surah Al Baqarah, tanpa menyebutkan namanya.

Pengganti Nabi Musa AS
Beliau telah diutuskan oleh Allah SWT selepas kewafatan Nabi Musa AS Semasa zaman Nabi Musa AS, Bani Israel dalam berabad-abad lamanya dapat hidup bersatu di negeri mereka sendiri, tidak dapat diusir oleh kekuatan daripada mana-mana pihak.
Selepas kewafatan Nabi Musa AS, bangsa Israel lama kelamaan lupa akan ajaran Nabi Musa AS, lupa akan agama mereka dan agama itu mereka telah ubah menurut kemauan mereka sendiri. 

Dalam keadaan yang demikian itu, akhirnya mereka dapat dikalahkan dan diusir dari kampung halaman mereka sendiri oleh bangsa Palestin.
Nasib bangsa Israel semakin jelek dan melarat di bawah penjajahan sehingga mengalami pengusiran itu, terpisah dari anak dan istri mereka dalam tempo yang lama, mereka juga tidak sanggup tampil ke hadapan untuk memimpin bangsanya yang telah bercerai-berai itu.
Akhirnya diutus oleh Allah kepada mereka seorang Nabi, Samuel namanya. Dengan pimpinan Samuel ini, akhirnya beberapa orang di antara bangsa Israil dapat berkumpul. Dari kumpulan ini timbul hasrat bagi mereka, untuk berusaha mengusir bangsa Palestin yang telah mengusir mereka dari tanah airnya. Tetapi sayang, tidak seorang juga di antara mereka yang berani dan sanggup menjadi pemimpin.
Samuel tahu benar mengenai kelemahan kaumnya yang demikian itu, kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya kemauan untuk berjuang dan kelemahan kerana tidak adanya rasa patuh terhadap pemimpinnya. 
Dengan tegas Samuel berkata kepada mereka: "Sebab kelemahan kamu, adalah karena kamu sekalian tidak mau berjuang menghadapi peperangan bila dipanggil untuk berperang!" 
Mereka menjawab: Kami sanggup berjuang dan bertempur, karena tidak tahan lagi hidup sengsara terpisah dengan anak, keluarga dan tanah air sendiri, asal saja ada yang memimpin kami dalam perjuangan dan pertempuran itu. (tetapi hanya sedikit saja yang bersungguh-sungguh untuk berjuang dan mengikut arahan pemimpinnya).
Samuel meminta mereka menunggu, karena Samuel ingin menerima petunjuk dari Allah SWT terlebih dahulu, tentang maksud ini. Lalu kepada Samuel diwahyukan oleh Allah SWT, agar memilih Talut menjadi raja dan pemimpin perang mereka. Samuel sendiri rupanya belum kenal siapa Talut itu. Tetapi dengan tegas Allah SWT mewahyukan kepada Samuel, agar jangan ragu-ragu dalam menetapkan Talut sebagai pemimpin dan jenderal dalam perang yang diperintahkan itu. 
Talut adalah anak desa dalam negeri itu, bahkan anak seorang yang miskin pula. Jangankan ia akan dikenal sebagai pemimpin dalam pergaulan, malah sehari-hari saja jarang orang kenal kepadanya. Tetapi dia adalah seorang yang berbadan kuat dan sehat, tinggi dan gagah perwatakannya, matanya tajam, fikirannya pun luas dan tajam pula. Dalam pada itu, dia mempunyai hati yang suci bersih, budi yang halus dan agung. Dia tinggal di desa kecil bersama bapaknya. Pekerjaannya bertani dan berternak.

Tabut berjaya dirampas semula
Akhirnya, tentara pimpinan jenderal Talut telah berjaya mengalahkan bangsa Palestin walaupun jumlah mereka adalah sedikit dan ketika itu juga jenderal jalut yang memimpin bangsa Palestin telah mati akibat dilontar batu oleh Nabi Dawud AS yang ketika itu berumur 9 tahun. Nabi Samuel AS turut menyertai peperangan itu yang mana Tabut milik Bani Israil telah berjaya dirampas semula. 
Kisah mengenai Nabi Samuel AS ada disebutkan dalam Al Quran walaupun tidak disebutkan namanya di dalam Al Quran, yaitu surah Al Baqarah ayat 247 dan ayat 248.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar