Samuel
(Arab:صموئيل Shamu`ayl)atau Samwil dalam Islam dianggap sebagai salah satu nabi
Bani Israel dan dikatakan bahwa Samuel adalah keturunan dari Yusuf. Ia pernah
diminta oleh kaumnya untuk memilih seorang pemimpin dari kalangannya. Pada
akhirnya terpilihlah Thalut yang memiliki profesi seorang petani. Namanya tidak
disebutkan dalam Al-Qur'an, tetapi telah diwahyukan oleh Allah dalam surah Al
Baqarah, tanpa menyebutkan namanya.
Pengganti Nabi Musa AS
Beliau
telah diutuskan oleh Allah SWT selepas kewafatan Nabi Musa AS Semasa zaman Nabi
Musa AS, Bani Israel dalam berabad-abad lamanya dapat hidup bersatu di negeri
mereka sendiri, tidak dapat diusir oleh kekuatan daripada mana-mana pihak.
Selepas
kewafatan Nabi Musa AS, bangsa Israel lama kelamaan lupa akan ajaran Nabi Musa
AS, lupa akan agama mereka dan agama itu mereka telah ubah menurut kemauan
mereka sendiri.
Dalam keadaan yang demikian itu, akhirnya mereka dapat dikalahkan dan diusir dari kampung halaman mereka sendiri oleh bangsa Palestin.
Dalam keadaan yang demikian itu, akhirnya mereka dapat dikalahkan dan diusir dari kampung halaman mereka sendiri oleh bangsa Palestin.
Nasib
bangsa Israel semakin jelek dan melarat di bawah penjajahan sehingga mengalami
pengusiran itu, terpisah dari anak dan istri mereka dalam tempo yang lama,
mereka juga tidak sanggup tampil ke hadapan untuk memimpin bangsanya yang telah
bercerai-berai itu.
Akhirnya
diutus oleh Allah kepada mereka seorang Nabi, Samuel namanya. Dengan pimpinan
Samuel ini, akhirnya beberapa orang di antara bangsa Israil dapat berkumpul.
Dari kumpulan ini timbul hasrat bagi mereka, untuk berusaha mengusir bangsa Palestin
yang telah mengusir mereka dari tanah airnya. Tetapi sayang, tidak seorang juga
di antara mereka yang berani dan sanggup menjadi pemimpin.
Samuel
tahu benar mengenai kelemahan kaumnya yang demikian itu, kelemahan yang disebabkan
oleh tidak adanya kemauan untuk berjuang dan kelemahan kerana tidak adanya rasa
patuh terhadap pemimpinnya.
Dengan
tegas Samuel berkata kepada mereka: "Sebab kelemahan kamu, adalah karena
kamu sekalian tidak mau berjuang menghadapi peperangan bila dipanggil untuk
berperang!"
Mereka menjawab: Kami sanggup berjuang dan bertempur, karena tidak tahan lagi hidup sengsara terpisah dengan anak, keluarga dan tanah air sendiri, asal saja ada yang memimpin kami dalam perjuangan dan pertempuran itu. (tetapi hanya sedikit saja yang bersungguh-sungguh untuk berjuang dan mengikut arahan pemimpinnya).
Mereka menjawab: Kami sanggup berjuang dan bertempur, karena tidak tahan lagi hidup sengsara terpisah dengan anak, keluarga dan tanah air sendiri, asal saja ada yang memimpin kami dalam perjuangan dan pertempuran itu. (tetapi hanya sedikit saja yang bersungguh-sungguh untuk berjuang dan mengikut arahan pemimpinnya).
Samuel
meminta mereka menunggu, karena Samuel ingin menerima petunjuk dari Allah SWT
terlebih dahulu, tentang maksud ini. Lalu kepada Samuel diwahyukan oleh Allah
SWT, agar memilih Talut menjadi raja dan pemimpin perang mereka. Samuel sendiri
rupanya belum kenal siapa Talut itu. Tetapi dengan tegas Allah SWT mewahyukan
kepada Samuel, agar jangan ragu-ragu dalam menetapkan Talut sebagai pemimpin
dan jenderal dalam perang yang diperintahkan itu.
Talut
adalah anak desa dalam negeri itu, bahkan anak seorang yang miskin pula.
Jangankan ia akan dikenal sebagai pemimpin dalam pergaulan, malah sehari-hari
saja jarang orang kenal kepadanya. Tetapi dia adalah seorang yang berbadan kuat
dan sehat, tinggi dan gagah perwatakannya, matanya tajam, fikirannya pun luas
dan tajam pula. Dalam pada itu, dia mempunyai hati yang suci bersih, budi yang
halus dan agung. Dia tinggal di desa kecil bersama bapaknya. Pekerjaannya
bertani dan berternak.
Tabut berjaya dirampas semula
Akhirnya,
tentara pimpinan jenderal Talut telah berjaya mengalahkan bangsa Palestin
walaupun jumlah mereka adalah sedikit dan ketika itu juga jenderal jalut yang
memimpin bangsa Palestin telah mati akibat dilontar batu oleh Nabi Dawud AS
yang ketika itu berumur 9 tahun. Nabi Samuel AS turut menyertai peperangan itu
yang mana Tabut milik Bani Israil telah berjaya dirampas semula.
Kisah
mengenai Nabi Samuel AS ada disebutkan dalam Al Quran walaupun tidak disebutkan
namanya di dalam Al Quran, yaitu surah Al Baqarah ayat 247 dan ayat 248.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar